Kisah sendu tenaga medis yang tak bisa tepati janji pada anaknya untuk kembali pulang setelah tertular virus corona, keluarga sedih tak bisa temani.
Pekerja di rumah sakit merupakan orang di garda terdepan untuk melawan virus corona.
Banyak korban jiwa yang sakit dan meninggal dunia karena virus ini.
Namun banyak juga yang berhasil sembuh setelah melawan covid-19.
Sayangnya, Madhvi Aya (61) tak berhasil memenuhi janji terakhir pada putriya.
Bulan lalu Madhvi Aya sadar apa yang terjadi pada dirinya hingga terbaring di rumah sakit.
Wanita asal India ini bekerja sebagai asisten dokter di Amerika Serikat.
Selama beberapa tahun, ia bekerja di Woodhull Medical Center, Brooklyn.
Selama masa pandemi virus corona, Aya bekerja di ruang gawat darurat Woodhull, hingga akhirnya ia sendiri terinfeksi virus corona.
Kisah sedih Madhivi Aya yang akhirnya meninggal dunia karea virus corona.
Bahkan ia tak bisa menepati janji untuk kembali pulang pada putrinya.
Sebelum meninggal dunia, Aya sempat berkirim pesan pada suaminya.
Apa pesan yang dikirim pada suami, bagaimana janji Aya pada putrinya?
Dalam sebuah pesan singkat kepada keluarganya, Aya menceritakan nyeri dada hebat ketika berusaha bangun dari tempat tidur.
"Aku belum membaik seperti seharusnya," tulis Aya kepada suaminya, Raj, pada 23 Maret 2020, dilansir dari The New York Times.
Ketika kondisinya semakin memburuk, ia mulai jarang menghubungi keluarganya di rumah.
Pada 25 Maret 2020, putrinya yang bernama Minnoli (18) mengirim pesan kepadanya. Ia mengaku sangat merindukan pelukan ibunya.
"Aku merindukanmu, Ibu. Tolong jangan putus asa karena aku belum menyerah. Aku membutuhkanmu, Bu. Aku ingin Ibu kembali padaku," tulis Minnoli.
Keesokan harinya, Aya sempat membalas pesan singkat putrinya itu.
"Aku mencintaimu. Ibu akan kembali," tulis Aya.
Namun, itu adalah pesan terakhir yang dikirimkan oleh Aya kepada putrinya. Ia tak pernah kembali untuk selamanya.
Aya meninggal dunia tanpa didampingi oleh suami dan putri tercintanya.
"Ia selalu ada untuk kami, kapan pun kami mau. Tapi ketika ia sakit, tak satu pun yang ada di sebelahnya," kata suaminya.
Putri Aya, Minnola, mengungkapkan, emosinya bercampur aduk dari kesedihan yang mendalam hingga ketidakpercayaannya.
Ia berpikir untuk menjadi dokter, tetapi merasa marah pada sistem perawatan kesehatan yang menurutnya tak bisa melindungi para pekerja medis di garis depan.
"Aku hanya ingin bisa memeluknya dan membuatnya berbicara bahwa semuanya akan baik-baik saja," kata Minnoli.
Pekerja di rumah sakit merupakan orang di garda terdepan untuk melawan virus corona.
![]() |
| ilustrasi |
Banyak korban jiwa yang sakit dan meninggal dunia karena virus ini.
Namun banyak juga yang berhasil sembuh setelah melawan covid-19.
Sayangnya, Madhvi Aya (61) tak berhasil memenuhi janji terakhir pada putriya.
Bulan lalu Madhvi Aya sadar apa yang terjadi pada dirinya hingga terbaring di rumah sakit.
Wanita asal India ini bekerja sebagai asisten dokter di Amerika Serikat.
Selama beberapa tahun, ia bekerja di Woodhull Medical Center, Brooklyn.
Selama masa pandemi virus corona, Aya bekerja di ruang gawat darurat Woodhull, hingga akhirnya ia sendiri terinfeksi virus corona.
Kisah sedih Madhivi Aya yang akhirnya meninggal dunia karea virus corona.
Bahkan ia tak bisa menepati janji untuk kembali pulang pada putrinya.
Sebelum meninggal dunia, Aya sempat berkirim pesan pada suaminya.
Apa pesan yang dikirim pada suami, bagaimana janji Aya pada putrinya?
Dalam sebuah pesan singkat kepada keluarganya, Aya menceritakan nyeri dada hebat ketika berusaha bangun dari tempat tidur.
"Aku belum membaik seperti seharusnya," tulis Aya kepada suaminya, Raj, pada 23 Maret 2020, dilansir dari The New York Times.
Ketika kondisinya semakin memburuk, ia mulai jarang menghubungi keluarganya di rumah.
Pada 25 Maret 2020, putrinya yang bernama Minnoli (18) mengirim pesan kepadanya. Ia mengaku sangat merindukan pelukan ibunya.
"Aku merindukanmu, Ibu. Tolong jangan putus asa karena aku belum menyerah. Aku membutuhkanmu, Bu. Aku ingin Ibu kembali padaku," tulis Minnoli.
Keesokan harinya, Aya sempat membalas pesan singkat putrinya itu.
"Aku mencintaimu. Ibu akan kembali," tulis Aya.
Namun, itu adalah pesan terakhir yang dikirimkan oleh Aya kepada putrinya. Ia tak pernah kembali untuk selamanya.
Aya meninggal dunia tanpa didampingi oleh suami dan putri tercintanya.
"Ia selalu ada untuk kami, kapan pun kami mau. Tapi ketika ia sakit, tak satu pun yang ada di sebelahnya," kata suaminya.
Putri Aya, Minnola, mengungkapkan, emosinya bercampur aduk dari kesedihan yang mendalam hingga ketidakpercayaannya.
Ia berpikir untuk menjadi dokter, tetapi merasa marah pada sistem perawatan kesehatan yang menurutnya tak bisa melindungi para pekerja medis di garis depan.
"Aku hanya ingin bisa memeluknya dan membuatnya berbicara bahwa semuanya akan baik-baik saja," kata Minnoli.

No comments:
Write comments